BURGERKILL , Sebuah Sejarah Dari Ujung Berung
Cerita
bermula saat awal tahun 1993, ketika Eben,
pindah ke Bandung dari Jakarta, dan masuk ke SMAN 1 Ujung Berung, di
sebuah kota Kecamatan paling timur di Bandung. Di sekolah inilah Eben
bertemu Kimung, adik kelasnya, di ruangan BP
(Bimbingan Penyuluhan), akibat segala macam ulah mereka di sekolah. Di sana
mereka mulai akrab dan sering berbagi cerita tentang musik yg mereka suka.
Hingga
tahun 1994, Eben & Kimung membentuk band Punk Hardcore bernama Morning
Crew yang mengcover lagu-lagu
dari Minor Threat, 7 Seconds, dan sejenisnya. Mereka sempat
manggung di beberapa gigs di kota
Bandung. Akhir tahun 1994, band ini pun bubar.
Eben
kembali mengajak Kimung membuat band baru. Kimung pun mengajak Ivan (Infamy) dan Kudung (Forgotten) teman sekelasnya. Akhirnya pada bulan Mei 1995, terbentuklah band dengan nama "Burgerkill",
sebuah nama yang tidak umum seperti nama band Hardcore ketika itu. Nama yang di cetuskan oleh Eben dan
disepakati semua personil, yang juga diambil dari pelesetan sebuah restoran fastfood yang terkenal kala itu.
Sebagai band Hardcore yg tumbuh di komunitas Death Metal , awalnya Burgerkill memang kurang diterima di scene Ujungberung, seperti Jasad, Forgotten, Disinfected dan lain-lain. Ujungberung memang dikenal sebagai daerah komunitas deathmetal semenjak 1990-an, hampir semua komunitas pun mengakui itu.
Awal karir 1995-1996, Burgerkill awalnya memang lebih banyak main di event-event Punk Hardcore di Jakarta, walau sering hanya dibayar seadanya. Dari situlah mereka membuka jaringan pertemanan dengan scene Jakarta. Hampir tiap minggu mereka main di sana, sampai ketika main di Bandung, mereka sempat disangka Band Jakarta. Awal 1996, Kudung mengundurkan diri, digantikan Toto (Analvomit). Saat itu, Burgerkill berisikan Eben (Gitar), Kimung (Bass), Ivan (Vokal) dan Toto (Drum).
Sebagai band Hardcore yg tumbuh di komunitas Death Metal , awalnya Burgerkill memang kurang diterima di scene Ujungberung, seperti Jasad, Forgotten, Disinfected dan lain-lain. Ujungberung memang dikenal sebagai daerah komunitas deathmetal semenjak 1990-an, hampir semua komunitas pun mengakui itu.
Awal karir 1995-1996, Burgerkill awalnya memang lebih banyak main di event-event Punk Hardcore di Jakarta, walau sering hanya dibayar seadanya. Dari situlah mereka membuka jaringan pertemanan dengan scene Jakarta. Hampir tiap minggu mereka main di sana, sampai ketika main di Bandung, mereka sempat disangka Band Jakarta. Awal 1996, Kudung mengundurkan diri, digantikan Toto (Analvomit). Saat itu, Burgerkill berisikan Eben (Gitar), Kimung (Bass), Ivan (Vokal) dan Toto (Drum).
Burgerkill, Jakarta 1996 |
Pertengahan 1996, formasi ini merekam “Revolt!” di Palapa Studio
Ujungberung, secara Live, berisi demo empat buah lagu ciptaan mereka. Inilah yang menjadi artefak pertama Burgerkill di ranah musik Metal Indonesia.
Dengan bermodalkan demo tersebut, Burgerkill memberanikan diri untuk ambil bagian dalam kompilasi-kompilasi underground baik lokal maupun internasional. Seperti kompilasi “MasaIndahBangetSekaliPisan” rilisan 40.1.2 (1997), kompilasi “Breathless” rilisan Manifest Records (akhir 1997), kompilasi Indepeden Rebel rilisan Aquarius Records dengan distribusi yang lebih luas (1998), Sampai tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records, dan merilis album Three Ways Split, bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis) tahun 1999.
Dengan bermodalkan demo tersebut, Burgerkill memberanikan diri untuk ambil bagian dalam kompilasi-kompilasi underground baik lokal maupun internasional. Seperti kompilasi “MasaIndahBangetSekaliPisan” rilisan 40.1.2 (1997), kompilasi “Breathless” rilisan Manifest Records (akhir 1997), kompilasi Indepeden Rebel rilisan Aquarius Records dengan distribusi yang lebih luas (1998), Sampai tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records, dan merilis album Three Ways Split, bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis) tahun 1999.
Burgerkill Formasi Kimung, Toto, Eben dan Ivan |
Burgerkill pun semakin disegani di event-event underground kota Bandung. Beberapa acara besar dan melegenda di GOR Saparua seperti Bandung Underground, Hulaballo, Bandung Berisik dan Gorong-Gorong, sempat mereka jajaki.
Burgerkill, Gor Saparua 1996 |
Awal 1998, Burgerkill sepakat untuk membuat album perdana bertitel "Dua Sisi", yang berisikan 10 lagu di studio 40.1.24 milik Richard Mutter (ex-Pas Band). Disebabkan keterbatasan dana, album ini pun terpaksa ditunda rilisnya. Dadan Ketu pemilik Riotic Records, akhirnya mau merilis album ini pada bulan
Juni 2000 dalam
bentuk kaset sebanyak 2000 copy dan
ludes dalam waktu cepat.
Awal tahun 2000, ditengah persiapan album perdana, Kimung keluar karena masalah drugs. Untuk mengisi kekosongan, direkrutlah Ugum (Disorder Lies) dan Andris (Forgotten). Dengan formasi ini, Burgerkill
sempat merekam single “Everlasting Hopes
Neverending Pain”, dan masuk album kompilasi Ticket To Ride (album yang mensupport
pembangunan skatepark di Bandung) tahun 2000, serta
sempat menjadi nominator Band Independent
Terbaik ala majalah NewsMusik di
tahun yang sama. Awal
tahun 2001, mereka juga berhasil di endorse
perusahaan produk apparel Amerika, Puma dan INSIGHT pada Oktober
2002.
Tahun
2002, setelah mengumpulkan 9 lagu baru, mereka kembali ke studio untuk merekam
materi album kedua mereka bertitel "Berkarat". Setelah proses rekaman selesai, secara mengejutkan
mereka mendapat tawaran dari label Major
Sony
BMG untuk merilis album tersebut dan mengedarkannya secara nasional.
Karena tidak ada pengetahuan tentang Sign Kontrak, merekapun menggandeng Robin Malau (Exs-Puppen) sebagai manager band. Oktober 2003, dengan berbagai macam pertimbangan, merekapun sepakat untuk sign kontrak dengan Sony. Burgerkill tercatat sebagai band Hardcore pertama di Indonesia, yang sign dengan sebuah label major besar.
Karena tidak ada pengetahuan tentang Sign Kontrak, merekapun menggandeng Robin Malau (Exs-Puppen) sebagai manager band. Oktober 2003, dengan berbagai macam pertimbangan, merekapun sepakat untuk sign kontrak dengan Sony. Burgerkill tercatat sebagai band Hardcore pertama di Indonesia, yang sign dengan sebuah label major besar.
Burgerkill, Formasi Toto, Agung, Ivan, Andris dan Eben 2003 |
Januari 2004, album kedua Burgerkill yang bertitel "Berkarat"
resmi menghajar pasar nasional yang dirilis oleh Sony BMG. Formasi Burgerkill saat itu adalah Eben
(Gitar 1), Agung (Gitar 2), Andris (Bass), Ivan (Vokal) dan Toto (Drum).
Cover Album Burgerkill "Berkarat" |
Burgerkill pun mulai sibuk dengan kegiatan promo pada bulan Februari 2004. Selama dua minggu di Jakarta, Banyak hal baru yang mereka
lakukan, mulai dari photo session, interview koran, majalah dan TV. Bahkan mereka sempat main bersama Fadly (PADI) secara live di salah satu TV nasional. Mereka juga membuat dua buah video klip untuk lagu "Terlilit Asa" dan “Tiga Titik Hitam" yang diproduksi Cerahati.
"Terlilit asa" dan "Tiga Titik Hitam", semakin sering di putar di Radio-radio di tanah air. September 2004, secara mengejutkan album “Berkarat “ masuk juga dalam nominasi Ajang Musik Indonesia (AMI) Awards, dan berhasil terpilih sebagai pemenang untuk kategori Best Metal Production. Album "Berkarat" pun meledak secara nasional. Selama satu tahun, album tersebut berhasil terjual sebanyak 29.000 kopi di Indonesia dan 6.700 kopi di Malaysia. Bahkan di Bandung, album "Berkarat" menjadi Bestseller selama beberapa minggu di sebuah toko CD, mengalahkan rilisan-rilisan album Pop.
"Terlilit asa" dan "Tiga Titik Hitam", semakin sering di putar di Radio-radio di tanah air. September 2004, secara mengejutkan album “Berkarat “ masuk juga dalam nominasi Ajang Musik Indonesia (AMI) Awards, dan berhasil terpilih sebagai pemenang untuk kategori Best Metal Production. Album "Berkarat" pun meledak secara nasional. Selama satu tahun, album tersebut berhasil terjual sebanyak 29.000 kopi di Indonesia dan 6.700 kopi di Malaysia. Bahkan di Bandung, album "Berkarat" menjadi Bestseller selama beberapa minggu di sebuah toko CD, mengalahkan rilisan-rilisan album Pop.
Dengan
Booming nya album “Berkarat”, Sony Music juga membeli hak edar
album Burgerkill sebelumnya dari Riotic Records. Bulan Februari 2005, album perdana "Dua
Sisi Repacked" dirilis kembali oleh Sony Music.
Tahun 2005, setelah sebelumnya vakum karena kesibukan masing-masing personil, Burgerkill
kembali mengerjakan materi lagu album ketiga bertitel “Beyond Coma and Despair”. Disisi lain, Toto memutuskan untuk keluar, dan posisi Drum diganti Andris atau Abah yang sebelumnya di posisi Bass.
Burgerkill Formasi Andris, Agung, Ivan dan Eben, 2005 |
Beberapa bulan kemudian, di bulan Agustus 2005, Burgerkill merayakan hari jadinya yang ke-10, dengan menggelar konser fenomenal "Burgerkill Hell Show, a Give Back 10 Years Anniversary" di Dago TeaHouse Bandung. Selang tak berapa lama, karena tidak adanya kesepahaman teknis produksi album, Burgerkill juga memutuskan untuk re-sign dari Sony Music pada bulan Oktober 2005.
"Burgerkill Hell Show, a Give Back 10 Years Anniversary", 2005 |
Awal 2006, walau tanpa Sony Music, Burgerkill tetap nekad untuk merekam album ketiga “Beyond Coma and Despair”, dengan mendirikan Revolt Records, setelah Eben menemukan Investor dan
menjadi executive produser
untuk
album tersebut. Disisi lain, pada saat proses penggarapan album ini,
kondisi Ivan (Vokal), sudah sangat memprihatinkan karena sakit yang
dideritanya.
Tepat
tiga minggu sebelum album “Beyond Coma
and Despair” dirilis, sang vokalis Ivan Scumbag,
akhirnya meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 2006, akibat radang
otak yang dideritanya sejak lama. Padahal sebelumnya, awal Juli 2006, Burgerkill sempat manggung di sebuah acara skatepark di Bandung. Mereka tak menyangka, bahwa konser itu adalah konser terakhirnya Ivan bersama Burgerkill, setelah 11 tahun bersama
But Show must go on, acara launching album “Beyond Coma and Despair” yang di gelar 20 Agustus 2006 di Dago Tea House pun, berlangsung dengan suasana penuh emosional. Yadi Behom (Motordead), didaulat untuk mengganti Ivan saat itu. 2000 tiket pun habis terjual.
Buku Dedikasi Ivan Scumbag Karya Kimung |
But Show must go on, acara launching album “Beyond Coma and Despair” yang di gelar 20 Agustus 2006 di Dago Tea House pun, berlangsung dengan suasana penuh emosional. Yadi Behom (Motordead), didaulat untuk mengganti Ivan saat itu. 2000 tiket pun habis terjual.
Suasana launching album “Beyond Coma and Despair”, 2006 |
Album “Beyond Coma and Despair” merupakan album terakhir Ivan bersama Burgerkill. Album ini ternyata mampu menyita perhatian komunitas musik diseluruh Indonesia dan juga Media nasional. Album inipun pun di
catat sejarah sebagai 20 AlbumTerbaik 2006 dan 150 Album Terbaik
Indonesia Sepanjang Masa versi majalah Rollingstones
tahun 2007.
Awal Januari 2007, atas bantuan teman-teman dari Tim Kolektif Radiasi Malang, Burgerkill menggelar Tour Promo di beberapa kota, dengan vokalis sementara, Teguh Right88. Sampai akhirnya mereka mengadakan audisi untuk mencari vokalis tetap berikutnya. Terpilihlah Vicky dari Heaven Fall. Bulan Mei 2007, Vicky resmi bergabung dan menjadi jenderal baru di atas panggung bersama Burgerkill. Pro dan kontra pun kembali bermunculan. Namun bagi mereka, Ivan adalah bagian penting dari sejarah Burgerkill, dan Vicky adalah bagian dari masa depan Burgerkill.
Cover Album album “Beyond Coma and Despair” |
Awal Januari 2007, atas bantuan teman-teman dari Tim Kolektif Radiasi Malang, Burgerkill menggelar Tour Promo di beberapa kota, dengan vokalis sementara, Teguh Right88. Sampai akhirnya mereka mengadakan audisi untuk mencari vokalis tetap berikutnya. Terpilihlah Vicky dari Heaven Fall. Bulan Mei 2007, Vicky resmi bergabung dan menjadi jenderal baru di atas panggung bersama Burgerkill. Pro dan kontra pun kembali bermunculan. Namun bagi mereka, Ivan adalah bagian penting dari sejarah Burgerkill, dan Vicky adalah bagian dari masa depan Burgerkill.
Ivan Scumbag |
Jadwal
gigs pun semakin padat. Akhirnya dengan
formasi terakhir Eben (Gitar 1), Agung
(Gitar 2), Ramdan (Bass), Vicky (Vokal) dan Andris (Drum), Burgerkill sepakat untuk
melanjutkan perjalanan karir band ini. Tahun
2008, mereka bekerjasama dengan
Xenophobic Records, perusahaan rekaman asal Australia. Burgerkill juga mulai banyak melakukan tour di Indonesia hingga mancanegara, dan mulai mencicipi
panggung-panggung event besar.
Burgerkill formasi Terakhir : Eben, Andris, Agung, Vicky dan Ramdan |
Salah
satu yang berkesan ketika pada bulan Februari 2009, mereka mendapat kesempatan
melakukan tour di Australia Barat dan
berakhir di Soundwave Festival. Soundwave adalah festival Rock terbesar
di Australia, dan Burgerkill bermain satu panggung dengan Lamb Of God, In Flames
dan lain-lain. Kabar baik lainnya datang di bulan Januari 2010, ketika Burgerkill
mendapat tawaran tampil di festival musik terbesar di Australia, Big Day Out Fest bersama Fear Factory dan Mastodon.
Bulan
Maret 2010, mereka mulai fokus di studio untuk menggarap materi lagu album ke
empat mereka bertitel “Venomous”, sebagai simbol bahwa band
ini semakin berbahaya. Akhirnya setelah melewati proses panjang dan melelahkan,
10 lagu berhasil mereka rekam sebagai senjata baru di album ini.
Venomous Artwork |
Tahun 2013 merupakan puncak (sementara)
karir mereka di ajang music “cadas” lokal maupun Internasional. Setelah pada
bulan Februari 2013 lalu mereka meluncurkan sebuah Film dokumenter berjudul "Burgerkill Will We Bleed The Movie" yang menceritakan perjalanan
sejarah mereka, Burgerkill juga
berhasil menyelesaikanTour Spit The Venom di sejumlah kota di pulau Jawa pada pertengahan
tahun 2013 lalu.
Di tingkat Internasional mereka
juga berhasil mendapatkan penghargaan dari majalah musik ternama Metalhammer, bertajuk Metalhammer Golden Gods Awards 2013, di
London Inggris, pada tanggal 17 Juni 2013, yang dihadiri oleh musisi metal dari
seluruh dunia. Dua wakil dari Burgerkill, Vicky dan Eben, naik podium untuk membawa piala
di kategori Metal As Fu*k menyisihkan
musisi dunia lainnya seperti Sea
Shepherd, Nergal, Jason Newsted, dan Pussy Riot.
Semoga itu bukan karir mereka yang terakhir. PROUD!
Burgerkill, 2013 |
We are from slum
"Breed in Blasphemy
We will bleed..
We will bleed for you !
We will bleed for sure
for what We believe
We will set the fight
You can see this pieces of Lust
There's no place to hide
This is reality..."
-Burgerkill
"Breed in Blasphemy
We will bleed..
We will bleed for you !
We will bleed for sure
for what We believe
We will set the fight
You can see this pieces of Lust
There's no place to hide
This is reality..."
-Burgerkill
Sumber : http://dibalikkotabandung.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar