Rabu, 28 Januari 2015
Band yang penuh kontroversi dengan drug, sex & rock n` roll telah menjadi bagian besar dalam sejarah musik rock n` roll, mungkin Led Zeppelin lah yang menjadi pengisi monumental link antara rockabilly sexual Elvis Presley di 1950-an, sweet rockn` roll nya The Beatles di tahun 1960-an, Gemerlapnya glamour rock di tahun 1980-an. Led Zeppelin menjadi penyambung sejarah gelombang besar Rock n` Roll pada era 1970-an.
Berikut adalah tulisan berseri yang akan mengulas perjalanan super grup rock terdahsyat sepanjang perjalanan karir pemusikk dunia yang dielu-elukan sekaligus dicaci-maki pers dan penggemarnya di belahan jagad manapun. Perjalanan penuh gejolak dari awal berdiri hingga akhir masa keemasan yang masih saja memesona para pengemarnya. Inilah perjalanan band urakan legendaris kaliber dunia: Led Zeppelin.
Kebangkitan Zeppelin
Terbentuknya Led Zeppelin bermula dari inisiatif Peter Grant- manajer LZ- untuk membangun band baru karena kegagalan band terdahulunya yang dia kelola yaitu Yardbird. Saat itu Jimmy Page, gitaris utama Led Zeppelin, memulai awal karir musik bersama The Kings, The Who, The Pretty Things, Herman`s Hermet & Donovan. Kemudian menggabungkan diri dalam Yardbirds sebuah band legendaries pada akhir 1960-an yang dimotori Page & Jeff Beck serta Eric Clapton dan dimanageri Peter Grant yang kemudian menjadi manajer Led Zeppelin.
Tahun 1967 merupakan Masa krisis Yardbirds akibat tempramen Jeff Beck yang sulit dikendalikan hingga akhirnya setahun kemudianYardbirds resmi bubar.dan menjadi momentum pembentukan band baru.
Pada masa yang sama, John Bonham, pemain drum kontrovesial dengan hentakan kerasnya, dan kerap diusir dari bar karena menabuh terlalu bising, mulai didekati manager Led Zeppelin. Meski agak susah mendekati Bonham, toh setelah lebih dari 40 telegram dikirimkan Page dan Plant baru kemudian Jonh Bonham memberi jawaban atas tawaran Zeppelin. Sebelum bergabung dengan Zeppelin, John Bonham pernah melalnglang buana bersama Terry & the Spiders, A Way of Life, Crawling King juga manggung barengan bersama Robert Plant.
Kedekatan Plant dengan penggebug drum Bonham tak urung menjadi daya tarik pengemar band legendaris Led Zeppelin. Gebungan drum Bonham dan lengkingan Robert Plant bukan saja menyihir para penggemarnya di hampir sebagian besar belahan dunia yang pernah disinggahinya. Termasuk ketika Led Zeppelin manggung di Stadion Istora Senayan, Jakarta di tahun 1970-an.
Meski karir Robert Plant sebagai seorang vokalis hingga kini tak tertandingi, toh perangainya sebagai super-star termasuk musisi yang gemar menenggak minuman beralkohol dan penikmat sex bebas. Kesenangan Plant gonta-ganti perempuan bukan tanpa alasan. Sebelum bergabung dengan Led Zeppelin, Plant memang dibesarkan dalam keluarga broken dan bergaul dengan sesame pemusik dalam sebuah tempat les musik dimana para pangajarnya lebih mementingkan alkholol dan wanita dibanding mendidik para muridnya.
Pilihan Peter Grant, manajer kondang Yardbird, ternyata tak keliru menggabungkan sang vokalis dengan ciri khas lengkingan suara Robert Plant dengan Jimmy Page, Jonh Bonham dan John Paul Jones dalam formasi baru bernama Led Zeppelin. Hanya dalam hitungan tiga puluh menit mereka telah menjadi tim yang solid untuk sebuah band cadas dan masyur hingga kini.
Kontrak awal ditandatangi antara manager Zeppelin dengan Atlantic Records dengan album perdana bertajuk Led Zeppelin I dan membuat decak kagum para pengamat musik rock. Tidak seperti biasanya, manager Zeppelin pun mengeber aksi promo secara besar-besaran se antero Inggris Raya. Tak pelak aksi promo heboh tersebut mengundang cacian dan kritik tajam dari majalah terkenal Rolling Stone saat itu. Inilah awal perseteruan panjang Led Zeppelin dengan majalah Rolling Stone yang didukung pers Inggris Raya.
Meski demikian ada pula pujian yang dialamatkan ke pihak Led Zeppelin. ”Saya tak peduli dengan caci-makian pers dan pengamat musik. Saya kira mereka belum tahu siapa kami. Biar massa yang menilai apakah Zeppelin tetap disenangi atau dicaci-maki,” ujar Robert Plant cuek-bebek.
Setelah rekaman perdana Zeppelin diburu orang sejagad, pada tahun yang sama, 1969, Led Zeppelin tak menyia-nyiakan kesempatan emas meroketkan namanya dengan merelis dua album sekaligus. Kali ini Jimmy Page sendiri memproduseri rekaman yang mayoritas lagu-lagunya berorientasi blues pada 12 Januari 1969. Kemudian album kedua kembali Zeppelin menyuguhkan lagu-lagu bernuansa rock n’roll diluncurkan pada 22 Oktober.
Setelah menyadari diri grup bandnya bakalan masyur seantero dunia, Led Zeppelin berkemas-kemas melakukan konser di Inggris dan Amerika yang dijadwal akan manggung sebanyak 139 kali di dua negara besar itu pada tahun 1969. Inilah awal dari sebuah pertunjukan yang hingga kini mencitrakan icon paling kontroversi; konser rock sama saja dengan suara berisik, rusuh, ugal-ugalan, sex dan rock ‘n roll yang mengundang banyak sensasi.
Citra konser rock idem ditto dengan sex bebas, hingga kini masih melekat di benak para orang-orang tua conservative nan kolot. Pandangan seperti itu sah saja. Apalagi dalam setiap tur konser yang pernah dilakoni Led Zeppelin, eksperimen gila-gilaan sex secara vulgar dipertontonkan dengan gambling di layar tancap. Bayangkan, seorang tour manager Ricard Cole, dalam pertunjukan tur konser Zeppelin mempertontonkan adegan panas dan tidak sepantasnya dilakukan Cole yaitu memasukkan ikan hidup ke dalam –maaf—alat vagina pramugari yang kepencut dengan penampilan Zeppelin!
Kejadian itulah yang menyebabkan perang terbuka antara pers versus Led Zeppelin semakin tajam. Perilaku ugal-ugalan yang selalu terjadi ketika Zeppelin melakukan konser di setiap tempat membuat para pemburu berita muak dengan penampilannya. Pemberitaan pers pun semakin membuat Zeppelin tersudut. Apalagi perilaku Bonham yang acap ringan tangan melakukan pemukulan pada wartawati, dan di kesempatan lain ia tak segan-segan meludahi wartawan.
Inilah awal icon tak sedap terhadap setiap konser musik rock hingga kini. Ketika sebuah grup band rock akan manggung, di situlah telah tertancap stigma: urakan, sex bebas dan madat! Padahal, idealnya, konser rock dipersembahkan bukan untuk itu. Persoalannya, hingga kini, dapakah para musisi rock mampu membendung tudingan negative terhadap penampilan mereka.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar